Budaya
Sebagai sebuah kota yang dikenal dengan sebutan Kota Santri, seni
budaya di Kota Pasuruan banyak diwanai oleh cirri khas budaya Islami.
Daerah yang terbentang di hamparan pesisir ini memiliki keanekaragaman
kesenian daerah yang atraktif dan komunikatif dengan tata cara kehidupan
masyarakat, terutama masyarakat pedesaan dan nelayan. Selain kegiatan
seni modern, beberapa seni tradisional tetap dipertahankan hingga saat ini.
Sebagai wujud eksistensi para seniman di Kota Pasuruan membentuk
Dewan Kesenian Pasuruan ( DKP ) yang merupakan wadah pemersatu sekaligus
pembinaan dan pengembangan kreatifitas seni dan budaya. Berdirinya DKP
diharapkan dapat lebih meningkatkan apresiasi seni dan budaya di Kota
Pasuruan.
1. Terbang Bandung
Tari terbang Bandung adalah drama tari tradisional khas rakyat
Pasuruan yang merupakan perkembangan dari seni hadrah. Terbang Bandung
dimainkan oleh dua atau lebih group ‘ Terbang ‘. Drama tari Terbang
Bandung ini merupakan perbandingan permainan instrument, kecakapan
menari dan kemegahan tata busana antara dua group terbang yang sedang
bertanding. Lama-kelamaan permainan ini berkembang kea rah lain
bercampur dengan unsur magis menjadi permainan adu kekuatan ( sihir ).
Tari Terbang Bandung yang ada saat ini merupakan hasil modifikasi
dalam bentuk tarian lepas yang telah ditingkatkan nilai artistiknya
namun masih tetap mempertahankan karakteristik aslinya. ‘ Terbang
Gandrung ‘ yang semua pemainnya wanita, merupakan tari kreasi baru yang
beaker dari Tari Terbang Bandung.
2. Seni Hadrah Al Banjari
Seni Hadrah Al Banjari merupakan suatu seni yang bernafaskan Islam.
Disebut Al Banjari kaena alat terbang serta aturan memukul terbangnya
berasal dari Banjarmasin. Meskipun berasal dari luar daerah, kesenian
ini sudah memasyarakat di Kota Pasuruan.
Keistimewaan Hadrah Al Banjari terletak pada suaranya yang
bertalu-talu ditambah suara bas, jika dicermati mirip musik samba dari
Brasil. Hadrah Al Banjari ini sering dimainkan untuk memeriahkan acara
sunatan, pernikahan dan pada peringatan hari-hari besar umat Islam
seperti peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
3. Tari Merak Abyor
Tari Merak Abyor ini merupakan tari-tarian khas Pasuruan dan pernah
ditampilkan pada acara PON tahun 2000 di Sidoarjo, juga pernah meraih
sepuluh penyaji terbaik Festival Karya tari Merak pada Gelar Seni Budaya
dan Pariwisata Jawa Timur tahun 1998/1999. Tari merak abyor ini
merupakan kreasi Sanggar Tari Dharma Budaya Pasuruan yang diilhami oleh
tari merak yang ada.
4. Tari Kencring Wirasari
Sebuah tari rakyat garapan Sanggar Tari Dharma Budaya Pasuruan yang
mengungkapkan gerak gemulai prajurit putrid yang sedang melepaskan lelah
sambil menari. Tarian ini melambangkan semaraknya gerak dan
gemerincingnya gongseng sebagai penggugah semangat prajurit dengan sepak
terjang yang lincah, enerjik dan menarik. Tari Kencring Wirasari ini
dijiwai oleh semangat Suropati Wiranegara yang merupakan symbol
perjuangan masyarakat Kota Pasuruan.
5. Kotekan Lesung / Tabuh Lesung
Tabuh lesung merupakan suatu bentuk kesenian yang unik dan menarik.
Merupakan tradisi masyarakat pedesaan yang selalu dimainkan pada saat
para petani panen padi. Dengan menggunakan lesung berukuran panjang +- 3
m , ditabuh oleh 6 orang atau lebih menghasilkan bunyi-bunyian yang
indah untuk dinikmati.
Selain sebagai hiburan pada saat menumbuk padi, pada masa perjuangan
Kotekan Lesung ini dimanfaatkan sebagai isyarat rahasia untuk membantu
para pejuang saat pasukan Belanda tiba. Para penabuh biasanya memainkan
lagu-lagu tertentu seperti Londo Teko dan Rok-rok Asem.
6. Reyog
Kemajuan penduduk Kota Pasuruan yang sebagian adalah pendatang dari
daerah lain ikut mewarnai keanekaragaman seni budaya di kota ini, Reyog
adalah salah satu di antaranya. Sebagai seni tradisional, kesenian Reyog
sarat dengan nilai-nilai falsafah kehidupan. Penyajian dan penampilan
Reyog yang atraktif dilapisi dengan unsure magis yang vulgar merupakan
perpaduan antara bathiniah dan lahiriah secara serasi sebagaimana yang
tetap hidup dikalangan masyarakat, sehingga kesenian ini dengan mudah
diterima oleh masyarakat Kota Pasuruan.
Kesenian Reyog telah menjadi salah satu bentuk kesenian yang
berkembang, selain nilai rekreatif di dalamnya juga terkandung
nilai-nilai religius dan edukatif. Gerakan-gerakan tari yang lincah dan
penuh herois, diringi instrument gamelan Jawa yang dinamis, serta
dihiasi busana indah dan topeng-topeng unik yang digunakan oleh para
penari, menjadikan kesenian ini sebagai tontonan yang menarik. Pada saat
ini di Kota Pasuruan tedapat beberapa group reyog yang dipagelarkan
untuk menghibur masyarakat pada acara-acara tertentu.
7. Pencak Silat Kuntu
Pencak Silat Kuntu merupakan seni bela diri yan sudah cukup tua
usianya. Padepokan Pencak Silat Kuntu yang berada di Pedukuhan Mancilan
sudah ada sejak jaman Belanda. Pencak silat Kuntu teus berkembang dan
telah menghasilkan banyak pendekar. Pendekar Kuntu tidak cukup hanya
mengandalkan kekuatan fisik, tetapi juga berusaha mengisi tubuhnya
dengan kekuatan kanuragan sehingga memiliki kekebalan tertentu. Selain
untuk pertahanan diri, gerakan-gerakan dalam pencak silat ini cukup
indah dan mengandung nilai seni.
- Rawon Nguling
Rawon adalah masakan khas Jawa Timur yang bumbu utamanya adalah kluwek.
Dalam bahasa Betawi, kluwek disebut pucung. Rawon disajikan dengan
sambal cabe, irisan bawang, serta tauge. Rasanya yang gurih membuat
banyak orang ketagihan masakan ini.
2. Kupang Dan Sate Kerang
Kupang adalah makanan sejenis kerang yang dimasak dengan campuran bumbu
bawang putih, untuk menghidangkan biasanya dicampur dengan petis kupang,
jeruk nipis , lontong dan irisan lento, bila suka bisa ditambahkan cabe
rawit, lebih mak nyus dimakan dengan Sate Kerang . Untuk minumannya
bisa Es Degan Hijau, disamping segar es degan bisa meminimalisir alergi
kupang & kerang. Makanan Khas Pasuruan ini bisa dijumpai di
sepanjang jalan Ir. Juanda dan Pasar Kraton.
3. Rawon Dan Sate Komo
Rawon adalah makanan khas Pasuruan yang terbuat dari daging dan berkuah
hitam dengan bumbu campuran bawang putih, bawang merah, tumbar, jinten,
daun jeruk purut, sere laos, kunir dan tidak ketinggalan kluwek yang
membuat kuah menjadi hitam. Nasi Rawon sangat nikmat dihidangkan dalam
keadaan hangat dengan lauk Sate Komo dan tidak ketinggalan taoge pendek,
sambal dan kerupuk udang.
4. Lontong Balap
Bagi sebagian orang yag tidak tawar dengan Kupang Sate Kerang bisa
menikmati makanan khas lainnya yaitu lontong balap berkuah kuning yang
terbuat dari taoge dengan bumbu kunyit , daun jeruk purut, bawang putih.
Lebih nikmat dihidangkan dengan irisan lontong , lento dan petis, bagi
penikmat rasa pedas bisa ditambahkan beberapa cabe rawit.
5. Bipang Jangkar
Inilah produk pertama Bipang Jangkar . Dari kiri ke kanan : Bipang
Djangkar Biru (DB), Djangkar Hijau(DH), dan Djangkar Merah(DM). Bipang
DB dan DH merupakan bipang rasa vanila. Inilah “original flavour” dari
bipang. Kemudian rasa vanila dicoba dikombinasikan dengan susu, sehingga
terciptalah Bipang DM. Kemasan kertas ini masih kami pertahankan sampai
sekarang untuk menjaga keaslian citarasa Bipang.
6. Klepon, Lupis, dan Cenil dari Pasuruan
Makanan yang paling disukai pembeli adalah
klepon. Klepon dibuat dari tepung beras ketan yang dibentuk bulatan
kecil dengan isian gula merah. Setelah dibentuk bulat, adonan klepon
direbus dalam air mendidih. Klepon disajikan dengan parutan kelapa di
atasnya. Sejumlah penjual kreatif menambahkan parutan keju chedar
sebagai penarik minat pembeli. Sensasi kenyal adonan bercampur dengan
“letusan” gula merah. Kata Pak Bondan: maknyus pemirsa!
6. Kue Cenil
Sedangkan
cenil adalah salah satu jajanan rakyat yang terbuat dari tepung tapioka
atau ketela pohon. Adonan cenil dibentuk bulat, bulat memanjang ataupun
kotak dengan aneka warna cerah seperti merah, kuning dan hijau muda.
Setelah dibentuk, adonan cenil direbus ke dalam air yang mendidih.
Penyajian mirip dengan klepon, yaitu diberi taburan kelapa parut di
atasnya.
7. Lupis
Lupis. Warga Surabaya menyebut sebagai klanting.
Lupis terbuat dari tepung beras yang dicampur dengan perasan air jeruk
nipis, garam dan sedikit gula. Adonan dibentuk memanjang dengan kedua
ujung meruncing. Setelah direbus di dalam air yang mendidih sampai
matang, adonan lupis disajikan dengan parutan kelapa muda dan disiram
saus yang terbuat dari larutan gula kelapa. Ada kalanya penyajian lupis
disertai dengan lepet, yaitu makanan sejenis cenil namun terbuat dari
bahan tepung ketan dengan kandungan air lebih banyak.
Yang menjadi ciri khas kota Pasuruan adalah Batik. Dimana Batik merupakan warisan nenek moyang dengan cita rasa intemasional. Dengan mengutamakan kreatitas dan seni menggambar, karya asli bangsa Indonesia ini telah mendapatkan pengakuan masyarakat intemasional
dengan menjadikannya sebagai warisan budaya dunia oleh Unesco.
Keberadaan batik di Indonesia memang sudah menyatu kuat dengan denyut
nadi kehidupan masyarakat Indonesia. Hampir di seluruh daerah di Indonesia dapat ditemukan mahakarya ini dengan ciri khasnya masing-masing. Tidak terkecuali Kota Pasuruan yang menonjolkan corak kembang sirih dan burung kepodangnya.